desain strategi pembelajaran bahasa arab

DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Materi dan Kurikulum Bahasa Arab
Dosen Pengampu Dr. Muhammad Amin, Lc., MA
  
Disusun oleh:
Siti Mahdzuroh (1520410001)

KOSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM MAGISTER FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan Ridlo-Nya pula penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, selain itu penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan melengkapi bahan-bahan studi ilmiah Desain Materi dan kurikulum Bahasa Arab tentang Desain Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
Penulis menyadari bahwa materi yang disampaikan dalam makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai banyak kekurangan. Tak ada yang sempurna di dunia ini dan kesempurnaan hanyalah milik Allah, begitu juga dengan kekurangan yang ada dalam makalah ini,makalah ini belum bisa sempurna tanpa adanya kritik dari para pembaca dan saran yang membangun serta bisa membantu untuk menyempurnakanya.
            Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini baik berupa moril maupun materil, diantaranya:
1.    Terima kasih kepada dosen  mata kuliah Desain Materi dan Kurikulum Bahasa Arab yang telah membimbing kami sehingga bisa terselesaikan makalah ini dengan baik
2.    Terima kasih penulis tujukan kepada orang tua yang turut membantu secara tidak langsung melalui doa dan motivasinya
Yogyakarta, 10 April 2016

Penulis

3.    Terima kasih kepada teman-teman yang telah meminjamkan buku untuk dijadikan referensi dalam menyelesaikan makalah
                                                                

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................  i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I, PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3  Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II, PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Desain Strategi Pembelajaran Bahasa Arab ............................. 2
2.2  Komponen-komponen dalam Proses Pembelajaran ................................... 2
2.3  Desain Strategi Pembelajaran .................................................................... 4
2.4  Jenis-jenis Strategi Pembelajaran  .............................................................. 5
2.5  Contoh desain Strategi Pembelajaran ........................................................ 7
2.6  Materi Pembelajaran Bahasa Arab dan Strateginya................................... 9
2.6.1        Strategi Pembelajaran Ashwat Arabiyah..................................... 9
2.6.2        Strategi Pembelajaran Mufradat ................................................. 15
2.6.3        Strategi Pembelajaran Tarakib..................................................... 17
2.6.4        Strategi Pembelajaran Maharah Istima’....................................... 20
2.6.5        Strategi Pembelajaran Maharah Kalam ...................................... 21
2.6.6        Strategi Pembelajaran Maharah Qira’ah...................................... 24
2.6.7        Strategi Pembelajaran Maharah Kitabah..................................... 26
BAB III, PENUTUP
3.1  Simpulan .............................................................................................. 29
3.2  Saran .................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 31

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Strategi merupakan operasionalisasi metode, karena itu pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah serta sarana yang dalam praktek akan diperankan  dalam proses belajar-mengajar didalam kelas, guna mencapai dan merealisasikan tujuan pembelajaran. Karena Strategi merupakan operasionalisasi dari metode, maka akan memuat gaya yang dilakukan guru dalam proses pengajaran serta sarana dan media dalam berbagai bentuk yang digunakan dalam proses pengajaran.
Pengaturan, penyusunan, dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta kepribadian keterampilan guru dalam mengelola kelas, karena semua itu dipengaruhi oleh perbedaan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah strategi terbaik dalam pengajaran bahasa arab.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara mendesain strategi pembelajaran bahasa arab?
2.      Apa saja yang harus diperhatikan dalam mendesain strategi pembelajaran bahasa arab?
3.      Bagaimana strategi pembelajaran yang baik bagi masing-masing bidang pembelajaran bahasa arab?
1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui cara mendesain strategi pembelajaran bahasa arab yang baik
2.      Mengetahui hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mendesain strategi pembelajaran bahasa arab
3.      Mengetahui strategi pembelajaran yang baik bagi masing-masing bidang pembelajaran bahasa arab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Desain menurut Smith dan Ragan merupakan proses perencanaan yang sistematis yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan atau proses sistematis yang dilakukan dengan menterjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang diimplementasikan dalam bahan dan aktivitas pembelajaran.
Strategi pembelajaran bahasa arab adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar dalam menyampaikan materi bahasa arab untuk memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi bahasa arab tersebut.[1]
Desain strategi pembelajaran bahasa arab adalah proses rencana pembelajaran bahasa arab yang disusun secara sistematis sebelum diimplementasikan dalam aktivitas pembelajaran dengan menentukan berbagai macam cara untuk menyampaikan materi bahasa arab agar mudah diterima dan difahami oleh siswa.
2.2 Komponen- komponen dalam Proses Pembelajaran
Komponen-Komponen dalam  proses pembelajaran adalah sebagai berikut:[2]
1.      Tujuan pengajaran
Ada dua macam tujuan pengajaran dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan interuksional dan tujuan iringan. Tujuan interuksional dinyatakan secara eksplisit dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), sedangkan tujuan iringan tidak terdapat dalam GBPP, tetapi bergnatung pada pengajar dalam merancang strategi pembelajaranya. Tujuan iringan diperoleh siswa jika ia terlibat dalam proses pembelajaran. Tujuan iringan diperoleh siswa melalui penampilan pengajar, situasi yang diciptakan pengajar dalam mengelola pelajaran, dan penampilan pribadi pengajar. Sikap disiplin seseorang pengajar akan menurun pada siswa.
Tujuan pengajaran yang berbeda mengaharuskan pengajar memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang berbeda pula. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap tentu tidak akan dapat dicapai dengan strategi pembelajaran yang berorientasi kognitif. Tujuan pengajaran merupakan faktor atau acuan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran.
2.      Pengajar
Setiap pengajar dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan sebagai pengajar yang profesional dalam bidangnya. Peran pengajar dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar menjalankan proses pembelajaran secara tekhnis mekanis menurut ketentuan yang ada, tetapi juga bergantung pada sikap dan pandanganya secara pribadi terhadap tugas yang dihadapinya, serta bergantung pada wawasan kependidikan yang dimilikinya.
Adanya perbedaan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang pengajar disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pendangan hidup, dan wawasan masing-masing.
3.      Peserta didik
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah perbedaan latar belakang dari masing-masing peserta didik seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi dan tingkat kecerdasan. Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi dalam kelas.
4.      Materi pelajaran
Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal adalah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan informal ini dibutuhkan agar pelajaran lebih relevan dan aktual.
5.      Metode pengajaran
Adanya berbagai metode pengajaran perlu dipertimbangkan dalam strategi pembelajaran. Ini perlu karena pemakaian suatu metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran.
6.      Media pengajaran
Saat ini tersedia berbagai media pengajaran, mulai dari tradisional sampai yang canggih. Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetatpi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh pengajar. Media pengajaran yang tersedia akan berpengaruh pada pemilihan strategi pembelajaran.
7.      Faktor administrasi dan finansial
Faktor-faktor yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah administrasi dan finansial, seperti jadwal pelajaran, kondisi gedung, dan ruang belajar. Pada intinya saran dan prasarana harus menjadi faktor penunjang yang benar-benar berfungsi selama proses pembelajaran berlangsung. Berkenaan dengan masalah pendanaan atau finansial, kelancaran proses pembelajaran sering bergantung pada faktor ini.
2.3  Desain Strategi Pembelajaran
Newman dan Logan mengemukakan 4 unsur strategi setiap usaha:[3]
1.      Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukanya.
(Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran, yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik).
2.      Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
(Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif).
3.      Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
(Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode, dan tekhnik pembelajaran).
4.      Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
(menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau  kriteria ukuran baku keberhasilan).
2.4 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Langsung
Gambar dibawah ini menunjukkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang dikemukakan dalam artikel Saskatchewan Educational.[4]
Pembelajaran Tidak Langsung
Pembelajaran Interaktif
Belajar Mandiri
Pembelajaran Melalui Pengalaman
 






1.      Strategi pembelajaran langsung (direct intruction)
·         Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk didalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demontrasi
·         Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah
2.      Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)
·         Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis
·         Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person)
·         Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri
·         Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakanya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia
3.      Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)
·         Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan Fellenz mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berfikir
·         Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif. Didalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secara berpasangan
4.      Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning)
·         Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas
·         Penekanan dalam strategi belajar melaui pengalaman adalah pada proses belajar dan bukan hasil belajar
·         Guru dapat menggunakan strategi ini baik didalam kelas maupun diluar kelas. Contoh, didalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan dengan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum
5.      Strategi pembelajaran mandiri
·         Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil
2.5  Contoh Desain Strategi Pembelajaran
Nama sekolah                          : MA. Nahjatus Sholihin
Mata pelajaran                         : Bahasa Arab/Istima’
Kelas/semester                        : X / ganjil
Alokasi waktu                         : 1 X 45 menit
Standar kompetensi                : Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan
Kompetensi dasar                   : Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat ) dalam suatu konteks dengan tepat
Indikator                                 :
a.       Mencocokkan tulisan dengan kata, frasa atau kalimat yang didengar
b.      Melengkapi kalimat dengan kata yang disediakan
c.       Menentukan benar/salah ujaran yang didengar
Metode pembelajaran
-          Ceramah
-          Tanya jawab
-          Demonstrasi
Langkah pembelajaran            :
1.            Kegiatan awal
a.       Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk menyebutkan mufradat tentang ta’aruf
b.      Siswa menyebutkan mufradat tentang ta’aruf secara bergantian
2.      Kegiatan inti
A.    Eksplorasi
a.       Guru mendengarkan wacana lisan dengan menggunakan berbagai media.
b.      Siswa memperhatikan dan mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang jelas
B.     Konsolidasi pembelajaran
a.       Siswa menyebutkan kata-kata yang didengar
b.      Siswa mencocokkan gambar dengan ujaran yang didengar
c.       Siswa menuliskan beberapa kata yang didengar
d.      Guru menentukan benar atau salah ujaran yang di dengar siswa
3.      Kegiatan akhir
a.       Guru mengingatkan kembali agar siswa dapat mempelajari dan mengulang kembali pelajaran tersebut
b.      Guru memberikan mufradat baru untuk dihafalkan siswa pada pertemuan berikutnya
2.6  Materi Pembelajaran Bahasa Arab dan Strateginya
2.6.1 Strategi pembelajaran ashwat arabiyah
A.    Tujuan pembelajaran ashwat arabiyah
a.       Mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa arab dan bahasa ibu
b.      Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa arab yang tidak terdapat dalam bahasa ibu
c.       Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa ibu yang tidak terdapat dalam bahasa arab
B.     Pembelajaran ashwat arabiah pada tingkat dasar
a.       Menggunakan metode alphabetik
Dalam metode ini, pengajaran baca tulis dimulai dengan dengan mengenalkan nama-nama huruf dan otografi (bentuk tulisanya). Selanjutnya dikenalkan bunyi huruf konsonan (huruf mati) setelah digabungkan dengan huruf vokal sehingga membentuk sebuah fonem, misalnya (b-u bu, d-i di). Karena huruf arab semuanya konsonan, maka dalam bahasa arab diciptakan tanda vokal berupa syakal yang diletakkan diatas dan dibawah huruf. Maka pada tahap pengenalan bunyi disajikan huruf-huruf yang bertanda vokal, misalnya:
أَ إِ أُ – بَ بِ بُ – تَ تِ تُ – ثَ ثِ ثُ – جَ جِ جُ
إِ بُ – بِ تَ – بِ بِ
كَ تَ بَ – عَ لِ مَ – جَ لَ سَ – سَ لِ مَ
Kemudian dilanjutkan dengan latihan intensif dan berulang-ulang gabungan-gabungan huruf yang memebentuk kata sampai dengan kalimat. Membaca tanpa syakal hanya bisa dilakukan oleh siswa setelah memahami bahasa arab dengan baik.
b.      Metode bunyi
Dalam metode ini, pembelajaran tidak dimulai dengan pengenalan nama huruf, tapi langsung pada bunyi. Dalam hal ini ada dua cara yang lazim digunakanya, yaitu: cara sintetis (merangkai) dan cara analitis (mengupas).
c.       Metode sintetis
Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata. Contoh:
نَ – بَ - تَ     نَ بَ تَ     نَبَتَ
سَ – لَ – مَ     سَ لَ مَ     سَلَمَ
بَ – لَ – دٌ     بَ لَ دٌ     بَلَدٌ
d.      Metode analisis
Dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi huruf-huruf, atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf.
نَظَرَ     نَ ظَ رَ     نَ – ظَ – رَ
سَمِعَ     سَ مِ عَ     سَ – مِ – عَ
سَمَكٌ     سَ مَ كٌ     سَ – مَ – كٌ
e.       Metode analisis-sintesis
Merupakan penggabungan kedua metode, misalnya:
سَلِمَ          سَ - لِ – مَ
سَ لِ مَ          سَ لِ مَ
سَ - لِ – مَ          سَلِمَ
سَ لِ مَ          سَ لِ مَ
سَلِمَ          سَ - لِ – مَ
Yang pertama dari yang global lalu dikupas (dianalisis) menjadi bagian-bagian kemudian kembali ke global lagi. Yang kedua dari bagian-bagian lalu digabung (dirangkai) menjadi satu kesatuan kemudian kembali ke bagian-bagian lagi.
Pada masa anak-anak, mereka cenderung bermain dan tertarik pada sebuah lagu, karena lagu itu dapat membantu kemampuan kognitif anak. Misalnya, anak-anak diputarkan lagu makharijul huruf arab, kemudian siswa disuruh menirukan, atau dengan permainan kartu penyusunan huruf arab kemudian siswa disuruh melafalkan huruf-huruf arab yang sudah disusun tadi.
C.     Pembelajaran ashwat arabiah pada tingkat menengah
Pada tingkatan menengah, metode sintesis dan analisis masih bisa digunakan, dalam tingkatan menengah ini siswa harusnya sudah memiliki beberapa pengetahuan tentang mufrodat. Sehingga pembelajaran bunyi bahasa arab harus diintegrasikan dengan pengetahuan siswa tentang beberapa mufrodat, misalnya:
a.       Metode sintesis
Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata, contoh:
نَ – بَ – تَ     نَ – بَ – تَ     نَبَتَ
سَ – لِ – مَ     سَ – لِ – مَ     سَلِمَ
بَ – لَ – دٌ     بَ – لَ – دٌ     بَلَدٌ
b.      Metode analisis
Dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi huruf-huruf. Atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi huruf-huruf, contoh:
قَلَمٌ     قَ لَ مٌ     قَ – لَ – مٌ
سَمَكٌ     سَ مَ كٌ     سَ – مَ – كٌ
وَلَدٌ     وَ لَ دٌ     وَ – لَ – دٌ
Kedua tekhnika tersebut mengintegrasikan antara ashwat dan mufradat, sehingga siswa dapat menambah mufradat dan juga dapat melafalkanya dengan baik dan benar, sehingga akan menciptakan kefashihan dan kelancaran dalam kalam sehari-hari.
Dalam tingkatan ini siswa telah memiliki beberapa pengetahuan tentang bahasa arab, maka dalam pembelajaran bunyi lebih diintegrasikan dengan mufradat. Misalnya latihan menyimak (mengidentifikasi), contoh guru melafalkan:
وَ اللهُ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Respon siswa A: وَ اللهُ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Respon siswa B: وَ اللهُ سَمِيْءٌ بَصِيْرٌ
Respon siswa C: وَ اللهُ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Atau dengan latihan mendengarkan dan menirukan, walaupun latihan menyimak bertujun melatih pendengaran tapi dalam prakteknya selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman. Dalam tahap permulaan, siswa dilatih mendengarkan dan menirukan, latihan menirukan ini difokuskan pada bunyi-bunyi bahasa arab yang asing bagi siswa, juga pada pengucapan vokal panjang dan pendek, bertasydid dan tidak bertasydid, yang tidak dikenal dalam bahasa indonesia, contoh:
·         Latihan pengucapan bunyi, guru mengucakapkan dan murid menirukan
·         Latihan pengucapan beberapa bunyi yang berdekatan, guru mengucakapkan dan murid menirukan
·         Latihan mengucapkan vokal panjang dan pendek, guru mengucakapkan dan murid menirukan
·         Latihan pengucapan vokal bertasydid, guru mengucakapkan dan murid menirukan
D.    Pembelajaran ashwat arabiah pada tingkat lanjut
Pada tingkatan ini seharusnya mulai diajarkan huruf yang sulit pelafalanya, sehingga kemampuan siswa melafalkan semua jenis huruf akan tercapai. Cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa arab yang sulit kepada siswa adalah dengan mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti oleh siswa. Pelafalan tersebut sebaiknya diberikan dalam bentuk kata bermakna, dimana huruf yang dicontohkan berada di awal, ditengah, dan diakhir. Contoh:
ص – ص – ص
صياد – صوم – صيف
مصير – أصدقاء – انتصر
لص – رصاص – حريص
Tekhnik lain yang efektif untuk mencontohkan bunyi bahasa arab adalah dengan menggunakan pasangan minimal dua kata yang berbeda maknanya karena perbedaan satu huruf saja. Contoh:
سار – صار / فسد – فصد / سورة – صورة / ناهية – ناحية / منهل – منحل
Tekhnik ini akan mempertajam lisan siswa dalam melafalkan dan membedakan huruf yang berdekatan makhrajnya.
Pada tingkatan ini, siswa sudah memiliki pengetahuan tentang kebahasaan, makharijul huruf, dan pengidentifikasian bunyi melalui mufradat. Oleh karena itu guru harus memberikan drill pada siswa dalam pelafalan bunyi-bunyi arab. Contoh:
ص – صالح، صدر، صدق
س – سرير، سلم، سكن
ش – شوق، شرف، شكرا
E.     Langkah-langkah Pembelajaran Ashwat
a.       Menyajkan model pelafalan
·         Guru mencontohkan pelafalan setiap bunyi
·         Siswa mengikuti pelafalan guru
·         Contoh yang diberikan berupa kata bermakna
b.      Pemberian latihan/drill
a)      Latihan membedakan bunyi bahasa arab
·         Menentukan satu dari tiga bunyi (huruf)
·         Menentukan salah satu dari dua bunyi (kata)
·         Menyimak dan mengulangi (buku  tertutup)
·         Membaca dan mengulang (buku terbuka)
·         Membaca bebas, guru meminta siswa membaca huruf, kata, atau kalimat bebas tanpa memberi contoh
b)      Praktek penggunaan bahasa, guru menggunakan bunyi yang sudah dipelajari siswa dalam kegiatan berbahasa
2.6.2 Strategi Pembelajaran Mufradat
A.    Tujuan pembelajaran mufradat
a.       Memperkenalkan kosakata baru pada siswa
b.      Melatih siswa dapat melafalkan kosakata dengan baik dan benar, karena pelafalan yang baik dan benar dapat mengantarkan pada kemahiran berbicara dan membaca
c.       Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal)
d.      Mampu mengapresiasi dan mengfungsikan mufradat dalam berekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai konteks yang benar
B.     Prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradat yang akan diajarkan, adalah sebagai berikut:[5]
a.       Tawatur (frequency), memilih mufradat yang sering digunakan
b.      Tawazzu’ (range), memilih mufradat yang banyak digunakan di Negara Arab
c.       Mutaahiyah (avalability), memilih kata tertentu dan bermakna tertentu, yaitu kata yang digunakan dalam bidang tertentu
d.      Ulfah (familiarity), memilih kata yang terkenal serta meninggalkan kata yang jarang terdengar penggunaanya, contoh: kata “syamsun” lebih baik daripada kata “dzuka’” walaupun artinya sama
e.       Syumuul (coverege), memilih kata yang dapat digunakan dalam berbagai bidang, tidak terbatas pada bidang tertentu. Contoh: kata “baitun” lebih baik dipilih daripada kata “manzil” karena penggunaanya lebih umum
f.       Ahammiyah, memilih kata yang sering dibutuhkan penggunaanya oleh siswa
g.      ‘uruubah, memilih kata arab walaupun ada bandinganya dengan kata lain, contoh: memilih kata “hatif” daripada “telpon”
C.     Strategi pembelajaran mufradat tingkat dasar
·         Menggunakan lagu dalam pembelajaran bahasa arab, penggunaan lagu dalam pembelajaran mufradat dapat menghilangkan kejenuhan belajar, dan dapat memeberikan kesenangan, dapat meningkatkan penguasaan mufradat atau menambah  perbendaharaan mufradat
·         Menunjukkan benda yang dimaksud. Contoh, guru menunjuk pensil kemudian siswa menyebutkan mirsamatun
·         Meminta siswa membaca berulang kali, dan diharapkan siswa menemukan artinya setelah dirangkai dengan kata yang lain
·         Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang-ulang bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-benar faham
D.    Strategi pembelajaran mufradat tingkat menengah
·         Menggunakan peragaan tubuh. Guru dapat menunjukkan makna kosa kata yang  hendak diajarkan dengan memperagakan, seperti guru memperagakan orang yang sedang makan, untuk menjelaskan kata akala yang artinya makan
·         Menulis kata-kata. Siswa diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya
·         Dengan bermain peran. Seperti memerankan orang sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya
·         Memberikan sinonim
·         Memberikan antonim
·         Memberikan asosiasi makna. Guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan memberikan asosiasi seperti kata: thalib, mudarris, sabburah
·         Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami perubahan). Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan menggunkan akar kata dan derivasinya, seperti: kataba, yaktubu, kitabah dan seterusnya. Hal ini bisa memahamkan siswa tentang mufradat dan perubahan kalimatnya.
E.     Strategi pembelajaran mufradat tingkat lanjut
·         Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya
·         Mencari makna kata dalam kamus
·         Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar
·         Meletakkan kata pada kalimat
·         Memilih contoh mufradat yang baik bagi siswa, jangan menggunakan mufrodat yang kurang mendidik
·         Memberi harakat pada mufradat
·         Menerjemahkan mufradat kedalam bahasa ibu, ini adalah cara terahir ketika seluruh cara yang digunakan tidak mampu memeberi pemahaman siswa.
2.6.3        Strategi Pembelajaran Tarakib
A.    Tujuan pembelajaran tarakib
a.       Untuk memperbaiki uslub-uslub dari kesalahan secara nahwiyah
b.      Mengembangkan materi kebahasaan agar mudah difahami
c.       Membangun bi’ah lughawiyah yang benar
d.      Menjaga hubungan antar struktur dengan keindahan maknanya
e.       Meminimalisir keambiguan dan kelemahan makna dalam memahami sebuah ibarat arabiyah
f.       Membekali siswa dengan kemampuan kebahasaan khususnya kemampuan tarakib untuk mengetahui kesalahan struktur kalimat
g.      Untuk penyusunan kalimat yang tepat dalam pembuatan kalimat sempurna
B.     Metode pembelajaran tarakib
Pada dasarnya kegiatan pengajaran tata bahasa arab terbagi menjadi dua metode:
Ø  Model deduktif (qiyasi)
·         Dimulai dengan memberikan kaidah bahasa yang harus difahami dan dihafalkan
·         Kemudian diberikan contoh
·         Siswa diberi kesempatan untuk melakukan latihan untuk menerapkan kaidah yang telah diberikan tadi
Ø  Model induktif (istiqro’i)
·         Guru menyajikan contoh
·         Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan kiadah bahasa arab berdasarkan contoh
Ø  Model al-mu’dilah (an-nash al-araby)
·         Potongan bacaan dari satu topik teks bacaan dibaca siswa
·         Ditunjukkan beberapa jumlah dan beberapa hal yang dianggap spesifik
·         Mengambil kesimpulan tentang kaidah
·         Praktik latihan
C.     Strategi pembelajaran tarakib pada tingkat dasar
·         Siapkan kertas latihan, model yang digunakan dapat berupa bacaan yang didalamnya terdapat kata-kata yang ingin dipelajari
·         Mintalah masing-masing siswa untuk mengerjakan latihan tersebut
·         Mintalah siswa untuk berkelompok dua dua dan mendiskusikan hasil kerja masing-masing
·         Mintalah pada masing-masing kelompok untuk menyampaikan (presentasi) hasil kerja mereka
·         Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
·         Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut agar tidak terjadi kesalahan
D.    Strategi pembelajaran tarakib pada tingkat menengah
·         Siapkan kertas yang berisi potongan-potongan kata
·         Bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil (3-5 orang)
·         Mintalah masing-masing kelompok menuliskan kalimat yang disusun dari kata-kata tersebut
·         Mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasilnya (presentasi) didepan kelas
·         Berikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
·         Berikan klarifikasi terhadap kerja kelompok tersebut dengan memberikan tambahan penjelasan tentang struktur kalimat yang telah mereka pelajari
E.     Strategi pembelajaran tarakib pada tingkat lanjut
·         Siapkan kertas yang telah dituliskan dengan kalimat dengan struktur yang berbeda-beda
·         Bagikan kartu tersebut kepada siswa secara acak
·         Mintalah masing-masing siswa berkelompok sesuai dengan kategori kalimat yang ada dalam kartu masing-masing
·         Mintalah masing-masing siswa kelompok menuliskan kalimat-kalimat yang serupa tersebut dalam kertas maupun dalam bentuk file
·         Mintalah masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya (presentasi) didepan kelas
·         Berikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
·         Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil kerja kelompok tersebut
2.6.4        Strategi Pembelajaran Maharah Istima’
Yunus membagi kemampuan istima’, yaitu:[6]
a.       Memahami makna secara global
b.      Menafsirkan kalimat yang didengar
c.       Memberikan analisis terhadap kalimat yang didengar
d.      Memahami dengan sepenuh hati dari apa yang didengar
A.    Tujuan pembelajaran istima’ adalah:
a.       Menirukan
b.      Menghafalkan
c.       Merangkum pokok-pokok pikiranya
d.      Memahami isinya
B.     Model strategi pembelajaran istima’:
a.       Menggunakan potongan teks
·         Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau salah
·         Perdengarkan bacaan teks dan para siswa ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum
·         Setelah bacaan selesai, siswa diminta membaca pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan isi bacaan yang didengar maka jawaban benar, begitu pula sebaliknya
·         Mintalah siswa untuk menyampaikan jawabanya
·         Perdengarkan sekali lagi teks tersebut agar siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulis
·         Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar siswa mengetahui kebnaran dari jawaban
b.      Merekam
·         Perdengarkan bacaan teks yang sudah direkam
·         Mintalah siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal penting
·         Mintalah siswa menjawab soal-soal yang disampaikan pada ahir bacaan tersebut (jawaban llisan atau tulis)
·         Mintalah siswa menyampaikan jawabanya (presentasi)
·         Berikan klarifikasi diahir sesi terhadap jawaban siswa
c.       Presentasi
·         Perdengarkan teks yang sudah direkam
·         Tugaskan pada siswa untuk mencatat kata kunci dari yang didengar
·         Setelah selesai, siswa diminta mengungkapkan kembali isi bacaan (secara lisan atau tulis)
2.6.5        Strategi Pembelajaran Maharah Kalam
A.    Tujuan pembelajaran kalam:
a.       Kemudahan berbicara
b.      Kejelasan
c.       Bertanggung jawab
d.      Membentuk pendengaran yang kritis
e.       Membentuk kebiasaan
B.     Gradasi tingkat kesukaran model strategi pembelajaran kalam
a.       Latihan asosiasi dan identifikasi
·         Guru menyebutkan satu kata, siswa menyebutkan kata lain yang ada hubunganya dengan yang disebutkan guru
Siswa
Guru
شَعْرٌ
رَأْسٌ
ثَوْبٌ
قَمِيْصٌ

·         Guru menyebutkan kata benda (isim), siswa menyebutkan kata sifat
Siswa
Guru
نَشِيْطٌ
تِلْمِيْذٌ
طَوِيْلٌ
شَعْرٌ

·         Guru menyebutkan kata kerja (fiil), siswa menyebutkan pelaku (fa’il)
Siswa
Guru
الأُمٌّ
طَبَخَ
الْمُسْلِمُ
صَلَّى

·         Guru menyebutkan kata kerja (fiil), siswa menyebutkan pelaku (fa’il), siswa kedua melengkapinya dengan frasa, dan siswa ketiga mengucapkan kalimat yang disusun
Siswa 3
Siswa 2
Siswa 1
Guru
ذَهَبَ الْمُعَلِّمُ إِلَى الْمَدْرَسَةَ
إِلَى الْمَدْرَسَةِ
الْمُعَلِّمُ
ذَهَبَ

·         Guru menulis dipapan tulis beberapa kategori/jenis benda, siswa mengingatnya dan mencari pasangan kata yang sesuai. Beberapa saat kemudian tulisan dihapus. Kemudian guru menyebutkan kata benda dan siswa menyebutkan jenis kata benda
شَرَابٌ - زَهْرٌ
Siswa
Guru
شَرَابٌ
لَبَنٌ
زَهْرٌ
وَرْدَةٌ

·         Guru atau salah satu siswa menulis satu kata (rahasia), kemudian siswa satu per satu mengajukan pertanyaan untuk dapat menebak kata yang ditulis. Dalam permainan ini kelas dapat dibagi dua kelompok. Kelompok yang lebih cepat menebak mendapat nilai yang lebih baik
b.      Latihan pola kalimat
c.       Latihan percakapan
d.      Bercerita
e.       Diskusi
f.       Wawancara
g.      Drama
h.      Berpidato
C.     Strategi pembelajaran kalam pada tingkat pemula
·         Siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran mereka secara sederhana
·         Guru mengajukan pertanyaan yang harus dijawab siswa sehingga berakhir membentuk sebuah tema yang sempurna
·         Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan sederhana
·         Guru bisa menyuruh siswa menjawab latihan syafahiyah dengan menghafalkan percakapan, atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks yang dibaca siswa
D.    Strategi pembelajaran kalam pada tingkat menengah
·         Belajar berbicara dengan bermain peran
·         Berdiskusi dengan tema tertentu
·         Berbicara tentang peristiwa yang terjadi pada siswa
·         Bercerita tentang informasi yang telah didengar dari TV, radio dan lain sebagainya
E.     Strategi pembelajaran kalam pada tingkat lanjut
·         Guru memilihkan tema untuk berlatih berbicara
·         Tema yang dipilih hendaknya menarik, yang berhubungan dengan kehidupan siswa
·         Tema harus jelas dan terbatas
·         Siswa dipersilahkan untuk memilih satu tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan apa yang mereka ketahui
2.6.6        Strategi Pembelajaran Maharah Qira’ah
A.    Tujuan pembelajaran qira’ah:
a.       Mengenali naskah tulisan suatu bahasa
b.      Memaknai dan menggunakan kosa kata asing
c.       Memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dan implisit
d.      Memahami makna konseptual
e.       Memahami nilai komunikatif dari suatu kalimat
f.       Memahami hubungan dalam kalimat, antar kalimat, antar paragraf
g.      Menginterpretasi bacaan
h.      Mengidentifikasi informasi penting dalam wacana
i.        Membedakan antara gagasan utama dan gagasan penunjang
j.        Menentukan hal-hal penting untuk dijadikan rangkuman
B.     Jenis-jenis membaca
a.       Membaca keras
b.      Membaca dalam hati
c.       Membaca cepat
d.      Membaca rekreatif
e.       Membaca analitif
C.     Strategi pembelajaran qira’ah pada tingkat pemula
·         Memilih bacaan sesuai dengan topik pembahasan yang telah ditentukan
·         Menyiapkan format tabel yang ditugaskan pada siswa
·         Membagikan bacaan pada masing-masing siswa kemudian menyuruh untuk membaca secara seksama
·         Meminta pada siswa untuk mengisi tabel yang telah dipersiapkan
·         Menyuruh siswa untuk bergabung dengan siswa sebelahnya kemudian mendiskusikan hasil kerja mereka
·         Menyuruh siswa untuk presentasi kedepan dari hasil diskusi tersebut
·         Memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa agar tidak terjadi kesalahan
D.    Strategi pembelajaran qira’ah pada tingkat menengah
·         Menyiapkan kartu berpasangan (soal dan jawaban) lalu diacak
·         Membagikan kartu tersebut dan meminta siswa untuk memahami artinya
·         Meminta siswa untuk mencari pasanganya tanpa bersuara
·         Meminta siswa untuk berkelompok dengan pasanganya masing-masing
·         Menyuruh masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya didepan kelas
·         Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
·         Memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut
E.     Strategi pembelajaran qira’ah pada tingkat lanjut
·         Membagikan teks atau bacaan pada masing-masing siswa
·         Menyuruh siswa untuk membaca teks tersebut dengan seksama
·         Menyuruh masing-masing siswa untuk menentukan atau menuliskan ide pokok pendukungnya secara individu
·         Menyuruh siswa untuk berkelompok dan mendiskusikan hasil masing-masing
·         Menyuruh beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil tersebut dalam mewakili kelompoknya
·         Memberikan kesempatan kelompok lain untuk berkomentar atau bertanya
·         Memberikan klarifikasi terhadap hasil siswa agar pemahaman pada bacaan semakin membaik
2.6.7        Strategi Pembelajaran Maharah Kitabah
A.    Tujuan pembelajaran kitabah:
a.       Menulis merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia dan termasuk syarat kelangsungan hidup jika ingin survive
b.      Merupakan suatu alat untuk mengajar
c.       Merupakan sarana komunikasi antara seseorang dengan orang lain (penulis dengan pembaca)
d.      Merupakan alat untuk menghubungkan masa sekarang dengan masa lampau, dengan adanya aktivitas tulis menuli manusia bisa mengetahui peradaban yang ada dimasa lampau
e.       Untuk menjaga kelestarian khazanah ilmu pengetahuan terdahulu
f.       Merupakan bukti adanya sebuah peristiwa sebenarnya
g.      Merupakan penghubung dari perseorangan tentang dirinya sendiri dan menggambarkan tentang isi hatinya
B.     Proses pembelajaran kitabah dimulai dengan pelajaran imla’ dan ta’bir
Ø  Pembelajaran imla’
a.       Imla’ manqul
Bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam menulis huruf dan kata bahasa arab, dengan cara:
·         membaca teks arab
·         kemudian menulis ulang tanpa melihat kembali pada buku tersebut
·         membandingkan dengan teks sebenarnya untuk mengecek kebenaranya
b.      Imla’ mandhur
Bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam menulis huruf dan kata bahasa arab, dengan cara:
·         Siswa diminta menulis sebagian kalimat yang sudah dipelajari
·         Diperbolehkan melihat teks sekiranya dibutuhkan
c.       Imla’ ikhtibari
Pelaksanaanya membutuhkan tiga kemampuan: mendengar, menghafal, menulis dalam waktu yang sama
Ø  Pembelajaran ta’bir
a.       Ta’bir muwajjah (terbimbing)
·         Pembelajaran dimulai dengan menulis kalimat sederhana
·         Kemudian berkembang menjadi beberapa kalimat
·         Setelah itu berlanjut menjadi satu paragraf, dua paragraf dan seterusnya
b.      Ta’bir hurr (menulis bebas)
·         Pembelajaran dimulai dengan pemilihan tema
·         Tema tersebut seputar teks pada buku pelajaran kemudian diperluas dengan pengalaman atau pikiran yang bisa membawa siswa pada hal-hal yang berhubugan dengan teks
C.     Strategi pembelajaran kitabah tingkat pemula
·         Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana
·         Menulis satuan bahasa yang sederhana
·         Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana
·         Menulis paragraf pendek
D.    Strategi pembelajaran kitabah tingkat menengah
·         Menulis pernyataan dan pertanyaan
·         Menulis paragraf
·         Menulis surat
·         Menulis karangan pendek
·         Menulis laporan
E.     Strategi pembelajaran kitabah tingkat lanjut
·         Menulis paragraf
·         Menulis surat
·         Menulis berbagai jenis karangan
·         Menulis laporan






















BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Desain strategi pembelajaran bahasa arab adalah proses rencana pembelajaran bahasa arab yang disusun secara sistematis sebelum diimplementasikan dalam aktivitas pembelajaran dengan menentukan berbagai macam cara untuk menyampaikan materi bahasa arab agar mudah diterima dan difahami oleh siswa.
Komponen-Komponen dalam  proses pembelajaran adalah sebagai berikut: tujuan pengajaran, pengajar, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, faktor administrasi dan finansial
Newman dan Logan mengemukakan 4 unsur strategi setiap usaha:
1.      Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran, yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik
2.      Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif
3.      Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode, dan tekhnik pembelajaran)
4.      menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau  kriteria ukuran baku keberhasilan).
Jenis-jenis strategi pembelajaran yang dikemukakan dalam artikel Saskatchewan Educational.
1.      Strategi pembelajaran langsung (direct intruction)
2.      Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)
3.      Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)
4.      Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning)
5.      Strategi pembelajaran mandiri

3.2  Saran
Strategi  pembelajaran bahasa arab merupakan serangkaian upaya yang dilakukan guru untuk membuat proses pembelajaran sesuai dengan konsep yang ditentukan, sehingga guru dalam proses pembelajaran harus menciptakan konsep PAKEMI GEMBROT, yaitu pembelajaran yang Efektif,  Komunikatif, Efisien, Menyenangkan, Inovatif, Gembira dan Berbobot, karena strategi pembelajaran yang digunakan guru akan menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran.























DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia
Hamid, Abdul. 2010. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab (untuk Studi Islam). Malang: UIN-Maliki-Press
Hamid, Abdul dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media. Malang: UIN-Maliki-Press
Iskandarwassid dan dadang sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN-Maliki-Press
Mustofa, Syaiful dan Abdul Hamid. 2011. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki-Press
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suparman, Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group




[1] Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN Maliki press, 2011), hlm. 12
[2] Iskandarwassid dan dadang sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 22-25
[3] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 9-10
[4] Ibid., hlm. 10-12
[5] Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, ( Malang: UIN-Malang Press. 2008), hlm. 61-62
[6]  فتحى علي يونس، أساسيات تعليم اللغة العربية و التربية الدينية، (القاهرة: دار الثقافة: 1981)، ص. 111

Komentar

Postingan Populer