Ukhuwah Islam di Rumah Allah



Assalamu'alaykum Waramatullahi Wabarakaatuh


Ya muslimin wal muslimat, banyak diantara kita lebih suka shalat di rumah dibandingkan shalat di masjid, bahkan tidak sekalipun dalam sehari shalat di masjid. Padahal kita tahu bahwa untuk mendirikan masjid saja butuh pengorbanan, yaitu pengorbanan harta, tenaga, dan waktu. Sedangkan untuk memakmurkannya tidak diperlukan biaya dan tenaga yang berarti, tapi mengapa hati kita terasa berat sekali ?


Setiap muslim termasuk kita tentunya telah bersaksi dengan kalimat syahadat. Kita paham bahwa Allah sajalah yang berhak disembah, Allah-lah pencipta kita, manusia-manusia lain, dan seluruh makhluk di alam semesta ini. Kalau kita paham bahwa tiada yang bisa menolong kita kecuali Allah, tiada yang mencukupi kebutuhan dan rezeki kita kecuali Allah, dan tiada kekuatan apapun melainkan berasal dari Allah, lalu apa lagi yang menghalangi kita tuk mengunjungi rumah Allah ?

Setiap masjid adalah rumah Allah. Bagaimana sikap kita bila mendengar seruan orang tua kita untuk datang ke rumahnya ? Apakah kita berani mengabaikannya ? Bagaimana sikap kita bila ada seruan seorang pejabat yang mengundang kita untuk datang ke rumahnya ? Apakah kita berani mengabaikannya ? Lalu bagaimana sikap kita terhadap seruan Allah yang mengundang kita untuk mendatangi rumah-Nya ? Mengapa kita begitu berani mengabaikan sedangkan di tangan Allah-lah nyawa kita digenggam. Sedangkan orang tua, pejabat dan ustadz adalah sama dengan kita, makhluk yang lemah, yang tiada mampu memberi keselamatan sesungguhnya kepada kita. Jikalau terhadap mereka kita segan, mengapa justru kepada Allah kita tidak segan ?

Telah banyak ulasan tentang fungsi masjid yang demikian luas dan strategis bagi kemaslahatan ummat. Fungsi tersebut hanya dapat berjalan dengan baik bahkan otomatis akan berjalan bila setiap ummat Islam sungguh-sungguh antusias untuk memakmurkan masjid. Masjid yang makmur, yang dihadiri oleh banyak jama'ah oleh setiap warga sekitarnya akan menjadi ajang silaturahim yang paling efektif dan efisien, sehingga akan tumbuh rasa kecintaan sesama muslim yang mendalam, membentuk komunikasi dan jaringan yang luas, kuat, dan bermanfaat.

Pengaruh dari berkumpulnya suatu penduduk atau komunitas muslim sebanyak lima kali dalam sehari dapatlah dibayangkan betapa dahsyatnya, sedangkan satu hari sekali saja sudah cukup besar manfaat yang diperoleh. Dapatlah dibayangkan manfaat yang kita dapat bila hal itu dilakukan lima kali dalam sehari.

Demikianlah yang terjadi di zaman Rasulullah Saw., karena itulah mereka menjadi masyarakat yang tangguh dan bahagia lahir batin. Kalau kita bercita-cita menginginkan menjadi masyarakat muslim yang tangguh, menginginkan kembalinya martabat Islam, terbentuknya masyarakat yang berilmu, beriman dan bertaqwa, menginginkan tercurahnya rahmat Allah bagi negeri kita ini, semuanya adalah omong kosong belaka bila masjid-masjid masih saja kosong sepi dari jama'ah. Semoga Allah selalu menolong dan memberi petunjuk kepada kita, aamiin Allahumma aamiin.

Wallahu a'lam bishawab
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Komentar

Postingan Populer