Ujian Allah terhadap Manusia
Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Ya muslimin wal muslimat, Allah menguji hamba-Nya dengan dua macam ujian, yaitu kelapangan dan kesempitan, untuk melihat mana di antara hamba-hamba-Nya yang sungguh-sungguh beriman. Namun, banyak di antara kita yang lengah terhadap ujian Allah, menyangka bahwa rezeki yang disebabkan karena Allah mencintai kita, menyangka rezeki yang sempit atau musibah yang menimpa kita disebabkan Allah membenci kita. Benarkah demikian ?
Kedua prasangkaan manusia tadi tidaklah benar. Kesenangan dan kemuliaan di dunia ini bukanlah berarti Allah mencintai kita, dan sebaliknya rezeki yang sempit bukanlah berarti Allah membenci kita, sesungguhnya tidak demikian. Kedua-duanya merupakan ujian dari Allah apakah kita bersyukur atau tidak ? Apakah kita bersabar atau tidak ?
Banyak orang kaya menyangka bahwa mereka adalah orang yang dicintai Allah. Mereka merasa lebih mulia dari orang lain yang tidak sekaya dengannya. Sesungguhnya kemuliaan tidak ditentukan oleh lapang atau sempitnya rezeki seseorang. Namun semua itu merupakan ujian dari Allah untuk menguji siapa di antara hamba-hamba-Nya yang sungguh-sungguh taat kepada Allah walau bagaimanapun keadaan mereka.
Banyak manusia yang merasa bahwa kelapangan rezeki mereka adalah hanya karena kerja keras mereka, hanya karena kepintaran mereka. Mereka lupa bahwa semua itu adalah milik dan dari Allah, tidaklah setitik rezeki itu datang kecuali karena kehendak Allah. Tiadalah setitik kemudahan itu ada melainkan karena kehendak Allah juga.
Marilah kita luruskan prasangka kepada Allah, bahwa Allah adalah Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Allah Pemurah kepada semua makhluk-Nya tetapi Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang taat dan selalu mendekatkan dirinya kepada Allah. Saat kita mengalami kesempitan, ingatlah bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an :
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah:153)
Ya muslimin wal muslimat, hendaknya kita berhati-hati, jangan sampai nikmat Allah kita ingkari, dengan mengatakan bahwa ini dan itu semata-mata hanyalah hasil dari jerih payah kita, bisa begini dan begitu semata-mata hanya kemampuan kalian, atau sering kita mengatakan begini dan begitu hanya sebuah kebetulan. Padahal, sesungguhnya tiada sesuatu yang kebetulan. Semua ada dalam pengawasan dan kehendak Allah, tidak ada satu pun suatu kejadian, melainkan datangnya hanya dari Allah Swt.
Maka dari itu, yakinlah bahwa apapun yang terjadi, Allah-lah yang memberi, Allah ingin melihat reaksi kita terhadap ujian tersebut, apakah kita benar-benar bertaqwa kepada-Nya atau tidak ? Pantas untuk diberi nikmat lagi atau tidak ? Dan lain sebagainya. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-Nya yang bertaqwa dan selalu berikan yang terbaik kepada-Nya, aamiin Allahumma aamiin.
Wallahu a'lam bishawab
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Komentar
Posting Komentar