CARA HIDUP BERSAMA-SAMA DI SURGA



CARA HIDUP BERSAMA DI SURGA
oleh : Ali Saman Hasan Lc,MA.

Indah rasanya bisa bersama-sama di dalam surga setelah berpisah, ketika manusia dihadapkan dengan pengadilan hari kiamat yang menjadikan manusia sendiri-sendiri, nafsi-nafsi tiada teman yang mendampingi meskipun dia adalah kekasih hati yang  selalu kita puja dan puji, semua pada hari itu mengatakan nafsi-nafsi, kemana aku akan kembali. Maka di pagi hari ini di hari jum’at yang mana hari kembali akan terjadi, kita renungkan firman Allah Ta’ala di dalam surah At Thur ayat ke 21 :
(( والذين آمنوا واتبعهم ذريتهم بإيمان الحقنا بهم ذريتهم وما التهم من عملهم من شيء كل امرىء بما كسب رهين ))
“ Dan Orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka , tiap –tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya “ At Thur 21.
Berkata Al Imam AL Mufassir Ibnu Katsir Rahimahullah : “ Allah Ta’ala mengkabarkan kepada hambaNYA tentang karunia yang besar dan kemulyaanNYA kepada khususnya kaum mukminin, danAllah berikan atas, yaitu mereka Orang-orang yang beriman akan menyusul bapak-bapak mereka di surga, sebagai bentuk kesempunaan nikmat Allah atas mereka ketika mereka pernah berkumpul didunia dan akan kumpul kembali di Surga karena bersama-sama dan berkumpul di Surga adalah sesuatu yang mnyejukkan hati orangtua kita, dan yang mengumpulkan mereka adalah keimanan meskipun mereka berdeda dalam amalan-amalan kesehariaan, dan ini adalah janji Allah atas kaum Mukminin. “
Ibnu Katsir mendasarkan pendapatnya ini dengan satu atsar/perkataan Ibnu Abbas :
إن الله تبارك وتعالى ليرفع ذرية المؤمن في درجته وإن كانوا دونه في العمل .......
“ Sesungguhya Allah Ta’ala mengangkat derajat dan kedudukan keluarga kaum mukminin dengan derajat yang sama di surge meskipun mereka berdeda dalam beramal…. ( tafsir ibnu katsir )
Sungguh sangat bergembira menjadi keluarga mukmin, berkat usaha orangtua yang mendidik keturunannya menjadi generasi yang beriman kepada Allah akhirnya mereka mendapatkan hasil yang berlimpah-limpah di akhirat, ibarat menanam pagi dengan sebutir biji pagi dia akan memanennya dengan hasil yang berlimpah. Memiliki keluarga yang beriman kepada Allah Ta’ala adalah karunia yang amat agung yang tiada bandingannya, bukan memiliki harta yang berlimpah dan semua serba waaahh!!!! Tapi  apa yang terjadi saat ini setiap orang tua mendidik anak keturunannya dengan sesuatu yang semu yang mereka kira bias hidup bahagia dengannya. Kadang kita mendengar: “ Nak cita-citamu apa ? anak menjawabnya : “ Jadi dokter ! “ atau sebut lainnya, jarang atau tidak pernah kita mendengar orangtua berkata: “ Apa yang kalian sembah setelah diriku tiada ?”
Dengan pendidikan keimanan yang kuat kepada Allah Ta’ala anak kita akan menyenangkan diri kita, itu hakekat tabungan do’a kita, itu hakekat amal-amal kita setelah kita tiada, apakah kita mau menjadi orang tua yang sadar akan hari esok??? Nabi shallahu alaihi wasalam bersabda :
إن الله ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة فيقول : يا رب أنى لي هذه ؟ فيقول باستغفار ولدك لك )) رواه أحمد
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala mengangkat derajat seorang Hamba yang shalih kedalam surga , maka hamba ini berkata ;”Wahai Tuhanku dari manakah aku mendapatkan hal ini ?” maka Allah menjawab: “ Dengan Istigfar yang dimintakan oleh anakmu.” Hr Al Imam Ahmad.
Hal yang sama diterangkan dalam hadits Muslim dari sahabat Abu Hurairah : “ Apabila anak Adam itu meninggal dunia maka terputuslah dia dari amalannya kecuali tiga hal : 1. Sedekah Jariyah 2, Ilmu yang bermanfaat 3. Dan anak yang shalih yang mendo’akannya. “
Dari renungan ayat diatas kami intisarikan sebagai berikut ini :
1.       Sesungguhnya seorang mukmin akan bisa bersama-sama dengan keluarganya dan keturunannya di sebabkan oleh ikatan tali Iman kepada Allah Ta’ala , selain dari itu maka tidak mungkin bisa lihat dasar ayat yang lain dalam surah Al Araf ayat 40.
2.       Rahmat Allah Ta’ala yang luas atas semua hambaNYA yang berimanbaik itu laki-laki ataupun perempuan.
3.       Keadilan Allah Ta’ala atas hambaNYA , dimana Allah Ta’ala tidak menyiksa seseorang dengan dosa orang lain.lihat al baqarah ayat 134.
4.       Urgensi pendidikan anak kepada nilai-nilai agama yang kuat tidak seperti saat ini hanya menjadikan agama sebagai mata pelajaran pelengkap bukan pokok.
Mudah-mudahan kaum muslimin dan mukminin sadar akan pentingnya nilai-nilai agama melibihi pentingnya udara untuk diri kita dengan demikian bisa bersama-sama di dalam Surga NYA kelak amin….

Jakarta
Jum’at 05 oktober 2012



Komentar

Postingan Populer